BAB I
PENDAHULUAN
Ejaan yang disempurnakan atau yang
lebih dikenal dengan singkatan EYD adalah
ejaan yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 agustus
1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian
aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan dalam penggunaan macam-macam huruf, huruf besar (kapital), huruf miring, tanda
baca, penulisan
kata dan unsur serapan.
Tanda baca adalah simbol atau tanda yang digunakan untuk memberi isyarat
kepada pembaca supaya melakukan sesuatu dalam bacaan untuk memperjelas makna dari kalimat. Ia diletakkan di tempat-tempat tertentu dalam kalimat berdasarkan tujuan dan kecocokannya.
Macam-macam tanda baca adalah :
1. Tanda titik ( . )
2.
Tanda koma ( , )
3.
Tanda titik koma ( ;
)
4.
Tanda titik dua ( : )
5.
Tanda Hubung ( - )
6.
Tanda pisah ( ― )
7.
Tanda tanya ( ? )
8.
Tanda seru ( ! )
9.
Tanda Kurung ( (
) )
10.
Tanda Kurung Siku ( [
] )
11.
Tanda Kurung Ganda ( «...» )
12.
Tanda Kurung Kurawal ( {...} )
13.
Tanda Kurung Lancip (<...>)
14.
Tanda Elipsis ( . . . )
15.
Tanda petik (“ “)
16. Tanda Petik
Tunggal (‘ ‘)
17. Tanda garis
miring ( / )
18. Tanda Garis Miring Terbalik (\)
19.
Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘ )
20. Tanda Ulang (2/2)
BAB II
MACAM –MACAM TANDA BACA
Tanda
Titik (.)
1.
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat
yang bukan pertanyaan atau seruan
Contoh:
Contoh:
• Saya suka
makan nasi.
• Hana menanyakan
kapan ayahnya akan pulang.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan
nama orang.
Contoh:
• R.W. Dodo
• George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:
• Muhammad Nur Khalimuddin
Contoh:
• R.W. Dodo
• George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:
• Muhammad Nur Khalimuddin
3.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan
gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
• Dr. (Doktor)
• Ny. (Nyonya)
• S.E. (Sarjana Ekonomi)
Contoh:
• Dr. (Doktor)
• Ny. (Nyonya)
• S.E. (Sarjana Ekonomi)
4.
Tanda titik dipakai pada singkatan
kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas
tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
• dll. (dan lain-lain)
• dsb. (dan sebagainya)
• tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
Contoh:
• dll. (dan lain-lain)
• dsb. (dan sebagainya)
• tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
5.
Tanda titik dibelakang huruf dalam
suatu bagan,
ikhtisar atau daftar.
Contoh:
Contoh:
a.
II. Manajemen
Pembelajaran
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Penilaian/Evaluasi
b.
VI. Departemen
Dalam Negeri
A.
Direktoral Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B.
Direktoral Jenderal Agraria
1. ...
Jika berupa angka, maka urutan angka itu
dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem
desimal.
Contoh:
• 1.1 • 1.2.1
• 1.2 • 1.2.1.2
Contoh:
• 1.1 • 1.2.1
• 1.2 • 1.2.1.2
6. Tanda titik dipakai
untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh:
• Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
Contoh:
• Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
7. Tanda titik tidak
dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh:
• Dia lahir pada tahun 1988 di Sukabumi.
• Nomor Giro 0313983 telah saya kasih kepada Michael.
Contoh:
• Dia lahir pada tahun 1988 di Sukabumi.
• Nomor Giro 0313983 telah saya kasih kepada Michael.
8. Tanda titik
dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka
waktu.
Contoh:
• 1.29.54 (1 jam, 29 menit, 54 detik)
• 1.29.54 (1 jam, 29 menit, 54 detik)
9.
Tanda
titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata
atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan
pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima
oleh masyarakat.
Contoh:
• Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
• UUD : (Undang-Undang Dasar)
• SMA : (Sekolah Menengah Atas)
• WHO : (World Health Organization)
Contoh:
• Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
• UUD : (Undang-Undang Dasar)
• SMA : (Sekolah Menengah Atas)
• WHO : (World Health Organization)
10. Tanda titik
dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tanda terbit.
Contoh:
• Purba, Michael.
2006. Kimia. Jakarta: Erlangga.
11. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan
lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh:
• Cu (Kuprum) • ml (mililiter)
• 52 cm • Rp 350,00
Contoh:
• Cu (Kuprum) • ml (mililiter)
• 52 cm • Rp 350,00
12. Tanda titik dipakai
untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
• Gempa yang
terjadi beberapa tahun lalu menewaskan 1.213 jiwa.
• Kota Yogyakarta
berpenduduk 34.268 jiwa.
13. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul
yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
Contoh:
• Latar Belakang Pembentukan
• Sistem Acara
Contoh:
• Latar Belakang Pembentukan
• Sistem Acara
14. Tanda
titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama
dan alamat penerima surat.
Contoh:
• Jalan Kebayoran 32
• Jakarta, 3 Mei 1997
• Yth. Sdr. Ivan
Jalan Istana 30
Surabaya
Contoh:
• Jalan Kebayoran 32
• Jakarta, 3 Mei 1997
• Yth. Sdr. Ivan
Jalan Istana 30
Surabaya
Tanda Koma ( , )
1. Tanda koma
dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh:
Contoh:
• Saya mencuci baju, celana, dan sepatu.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma
dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh:
Contoh:
• Saya bergabung dengan Matapena, tetapi tidak aktif.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan
anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimatnya.
Contoh:
• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
• Karena ketiduran, ia lupa akan tugasnya.
Contoh:
• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
• Karena ketiduran, ia lupa akan tugasnya.
4. Tanda koma tidak
dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:
Contoh:
• Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
5. Tanda koma
dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat
pada awal kalimat. Termasuk di
dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
• Oleh karena itu, kamu harus datang.
• Jadi, saya tidak jadi datang.
Contoh:
• Oleh karena itu, kamu harus datang.
• Jadi, saya tidak jadi datang.
6. Tanda koma dipakai di belakang
kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
• O, begitu.
• Wah, bukan main.
Contoh:
• O, begitu.
• Wah, bukan main.
7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan
petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
Contoh:
• Kata adik, "Saya sedih
sekali".
8. Tanda koma dipakai di antara (i) nama
dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv)
nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
• Medan, 18 Juni 1984
Contoh:
• Medan, 18 Juni 1984
• Sdr. Khoirul Azzam, Jalan Condong Catur, Sleman,
Yogyakarta.
• Medan, Indonesia
• Medan, Indonesia
9. Tanda koma dipakai untuk menceraikan
bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:
Contoh:
• Lanin, Ivan. 1999. Cara Penggunaan
Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
10. Tanda koma dipakai di antara
bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh:
Contoh:
• I. Gatot, Bahasa Indonesia
untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
11. Tanda koma
dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
Contoh:
• Faizun Amir, M.Pd.
12. Tanda koma
dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contoh:
• 35,5 m
• Rp 10,50
Contoh:
• 35,5 m
• Rp 10,50
13. Tanda koma dipakai untuk mengapit
keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
Contoh:
• Adik saya, Riry, lincah sekali.
14. Tanda koma
dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada
awal kalimat.
Contoh:
Contoh:
• Atas perhatian bapak, kami
mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
15. Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat
jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh:
Contoh:
• "Di mana Alex tinggal?"
tanya shilvia.
• “Masuk!” perintah petugas keamanan.
Tanda
Titik Koma ( ; )
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk
memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh:
Contoh:
• Matahari makin meninggi; Rizka belum bangun dari tidurnya
juga.
2. Tanda titik koma
dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
Contoh:
•
Ayah membaca Koran di ruang tamu; ibu menyiapkan sarapan di dapur, Alvin
menonton tayangan berita televisi.
Tanda Titik Dua
(:)
1.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan
lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
• yang kita perlukan sekarang adalah barang-barang berikut: kursi, meja, dan lemari.
• Fakultas itu mempunyai empat jurusan: Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah, dan Kependidikan Islam.
Contoh:
• yang kita perlukan sekarang adalah barang-barang berikut: kursi, meja, dan lemari.
• Fakultas itu mempunyai empat jurusan: Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah, dan Kependidikan Islam.
2.
Tanda titik dua dipakai
sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Wildan Bakhtiar
Wakil Ketua : Linda Sari
Sekretaris : Ali Dede
Wakil Sekretaris : Fadhilah putri
Bendahara : Elsa Dani
Wakil bendahara : Istiqomah
Contoh:
Ketua : Wildan Bakhtiar
Wakil Ketua : Linda Sari
Sekretaris : Ali Dede
Wakil Sekretaris : Fadhilah putri
Bendahara : Elsa Dani
Wakil bendahara : Istiqomah
3.
Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Novi : "Tega sekali kamu meninggalkanku sendiri di sini!"
Fahad : "Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk melakukan itu. Hanya saja aku tergesa-gesa pulang ke rumah”
Novi : “O, apa yang terjadi di rumahmu?”
Fahad : “Kucingku melahirkan.”
Contoh:
Novi : "Tega sekali kamu meninggalkanku sendiri di sini!"
Fahad : "Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk melakukan itu. Hanya saja aku tergesa-gesa pulang ke rumah”
Novi : “O, apa yang terjadi di rumahmu?”
Fahad : “Kucingku melahirkan.”
4.
Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan
halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di
antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.
5.
Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau
pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tanda Hubung ( - )
1. Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang
terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
• Rahma mengalami banyak peru-
bahan dalam kehidupannya.
- Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
Contoh:
• Menurut hakim masalah i-
tu akan segera diproses.
Contoh:
• Rahma mengalami banyak peru-
bahan dalam kehidupannya.
- Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
Contoh:
• Menurut hakim masalah i-
tu akan segera diproses.
2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung
awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di
depannya ada pergantian baris.
Contoh:
• Kini ada cara baru meng-
ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
Contoh:
• Kita harus mengharga-
i pendapat orang lain.
Contoh:
• Kini ada cara baru meng-
ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
Contoh:
• Kita harus mengharga-
i pendapat orang lain.
3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
• anak-anak
• bolak-balik
• melambai-lambai
Contoh:
• anak-anak
• bolak-balik
• melambai-lambai
4. Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja
satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
• p-e-n-y-a-n-y-i
Contoh:
• p-e-n-y-a-n-y-i
5. Tanda hubung dapat dipakai untuk
memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
bandingkan:
• ber-evolusi dengan be-revolusi
• dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000).
• Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
• PN dengan di-PN-kan.
bandingkan:
• ber-evolusi dengan be-revolusi
• dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000).
• Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
• PN dengan di-PN-kan.
6.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka
dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata.
Contoh:
• se-Yogyakarta • ber-SMA
• hadiah ke-3 • KTP-nya nomor 11111
• tahun 90-an • bom-V2
• sinar-X
Contoh:
• se-Yogyakarta • ber-SMA
• hadiah ke-3 • KTP-nya nomor 11111
• tahun 90-an • bom-V2
• sinar-X
7. Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
• di-charter
• pen-tackle-an
Contoh:
• di-charter
• pen-tackle-an
8. Tanda hubung sebagai lambang matematika untuk
pengurangan (tanda kurang).
Contoh:
• 52 – 35 =17
Contoh:
• 52 – 35 =17
Tanda Pisah (—)
1. Tanda pisah
membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di
luar bangun kalimat.
Contoh:
• Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
- Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
Contoh:
• Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
Contoh:
• Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
- Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
Contoh:
• Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
2. Tanda pisah
menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih tegas.
Contoh:
• Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Contoh:
• Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Tanda pisah
dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di
antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
• 1918—1961
• Cepu—Yogyakarta
• 15—24 Desember 1999
Contoh:
• 1918—1961
• Cepu—Yogyakarta
• 15—24 Desember 1999
Tanda
Tanya ( ? )
1. Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat
tanya.
Contoh:
• Kapan Siska pulang?
• Bapak menjemput Nurul, bukan?
Contoh:
• Kapan Siska pulang?
• Bapak menjemput Nurul, bukan?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda
kurang untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
• Beliau keturunan darah biru (?).
• Berlian seharga 26 juta rupiah (?) hilang.
Contoh:
• Beliau keturunan darah biru (?).
• Berlian seharga 26 juta rupiah (?) hilang.
Tanda
Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
• Alangkah indahnya kota Yogyakarta!
• Tutup semua jendela!
• Merdeka!
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
• Alangkah indahnya kota Yogyakarta!
• Tutup semua jendela!
• Merdeka!
Tanda
Kurung ( (...) )
1. Tanda kurung
mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh:
• Dalam rapat guru yang diadakan kemarin membahas tentang KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) Madrasah Tsanawiyah Negeri Sleman.
Contoh:
• Dalam rapat guru yang diadakan kemarin membahas tentang KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) Madrasah Tsanawiyah Negeri Sleman.
2. Tanda kurung
mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contoh:
• Keterangan itu (lihat Tabel 5) menunjukkan kemerosotan perekonomian desa Candiharjo.
• Novel Tetralogi Laskar Pelangi menceritakan kisah anak Bangka Belitung (suatu wilayah yang terdapat di pulau Sumatra)
Contoh:
• Keterangan itu (lihat Tabel 5) menunjukkan kemerosotan perekonomian desa Candiharjo.
• Novel Tetralogi Laskar Pelangi menceritakan kisah anak Bangka Belitung (suatu wilayah yang terdapat di pulau Sumatra)
3. Tanda kurung
mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
• Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
• Korban kecelakaan itu berasal dari (kota) Purbalingga.
Contoh:
• Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
• Korban kecelakaan itu berasal dari (kota) Purbalingga.
4. Tanda kurung
mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
•Manajemen pembelajaran menyangkut masalah (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) penilaian
Contoh:
•Manajemen pembelajaran menyangkut masalah (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) penilaian
Tanda Kurung Siku ( [...] )
1.
Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain. Tanda yang menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
• Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".
• Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemersik.
Contoh:
• Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".
• Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemersik.
2.
Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
• Persamaan kedua kasus ini (perbedaannya dituliskan di dalam Bab III [lihat halaman 25-28]) perlu ditinjau kembali.
Contoh:
• Persamaan kedua kasus ini (perbedaannya dituliskan di dalam Bab III [lihat halaman 25-28]) perlu ditinjau kembali.
Tanda
Kurung Ganda ( ((...)) )
Biasa digunakan di bahasa pemrograman komputer
Tanda Kurung Kurawal ( {...} )
Disebut juga tanda kurung besar atau akolade
Tanda Kurung Lancip (<...>)
Kadang disebut juga tanda kurung lancip atau tanda kurung bersudut. Biasa digunakan di bahasa komputer HTML.
v Untuk tanda kurung kurawal
dan tanda kurung sudut tidak diatur dalam EYD
Tanda Elipsis
(....)
1. Tanda Elipsis dipakai dalam kalimat
yang terputus-putus.
Contoh:
• Kalau begitu … ya, marilah kita berangkat sekarang sebelum hujan turun.
Contoh:
• Kalau begitu … ya, marilah kita berangkat sekarang sebelum hujan turun.
2. Tanda Elipsis menunjukkan bahwa dalam
suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Contoh:
• Faktor-faktor kemunduran … akan dievaluasi lebih lanjut.
Contoh:
• Faktor-faktor kemunduran … akan dievaluasi lebih lanjut.
Tanda
Petik ( "..." )
1.
Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung
atau kadang juga sebagai penegasan.
contoh:
• kata Fitrah, "Kita harus menyelesaikan makalah ini segera!"
contoh:
• kata Fitrah, "Kita harus menyelesaikan makalah ini segera!"
2.
Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lainnnya.
Contoh:
• “Saya sudah siap” kata masykur, “mari kita berangkat!”
• Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
Contoh:
• “Saya sudah siap” kata masykur, “mari kita berangkat!”
• Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
3.
Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
Contoh:
• Bacalah “Karakteristik Ajaran Agama” dalam buku Metodologi Studi Islam.
• Puisi “Aku” ditulis oleh penyair terkenal Khairil Anwar.
Contoh:
• Bacalah “Karakteristik Ajaran Agama” dalam buku Metodologi Studi Islam.
• Puisi “Aku” ditulis oleh penyair terkenal Khairil Anwar.
4.
Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
• Kebanyakan remaja saat ini memakai celana “pensil”.
• Penelitian itu dilakukan dengan teknik “coba dan ralat”.
Contoh:
• Kebanyakan remaja saat ini memakai celana “pensil”.
• Penelitian itu dilakukan dengan teknik “coba dan ralat”.
5.
Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri
petikan langsung.
Contoh:
• Kak Tino, “Saya pesan dua ”
Contoh:
• Kak Tino, “Saya pesan dua ”
6.
Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di
belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti
khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
• Karena proporsi tubuhnya kecil, dia dijuluki “ si mungil”.
• Bang Kholil sering disebut “jagoan”; dia sendiri tidak tahu sebabnnya.
Contoh:
• Karena proporsi tubuhnya kecil, dia dijuluki “ si mungil”.
• Bang Kholil sering disebut “jagoan”; dia sendiri tidak tahu sebabnnya.
Tanda
Petik Tunggal ( '...' )
1.
Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun
dalam petikan lain.
Contoh:
• “Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Sani, Sani’, dari hutan itu,” ujar Riza.
Contoh:
• “Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Sani, Sani’, dari hutan itu,” ujar Riza.
2.
Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan
asing, atau penjelasan kata.
Contoh:
• Problem-Solving ‘pemecahan masalah’
• feed-back ‘balikan’
Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.
Contoh:
• Problem-Solving ‘pemecahan masalah’
• feed-back ‘balikan’
Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.
Tanda
Garis Miring ( / )
1.
Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata
"atau", “tiap”. Biasanya untuk dua kata yang bersinonim.
Contoh:
• mengangkat/menjinjing.
(dibaca: mengangkat atau menjinjing)
• Perjalanan Yogyakarta—Palembang ditempuh lewat darat/udara.
(dibaca: Perjalanan Yogyakarta—Palembang ditempuh lewat darat atau udara)
• Harga rambutan itu Rp3.500,00/ikat.
(dibaca: Harga rambutan itu Rp3.500,00 tiap ikat)
Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca.
Contoh:
• RT/RW (dibaca: RTRW)
• AC/DC (dibaca: ACDC)
Contoh:
• mengangkat/menjinjing.
(dibaca: mengangkat atau menjinjing)
• Perjalanan Yogyakarta—Palembang ditempuh lewat darat/udara.
(dibaca: Perjalanan Yogyakarta—Palembang ditempuh lewat darat atau udara)
• Harga rambutan itu Rp3.500,00/ikat.
(dibaca: Harga rambutan itu Rp3.500,00 tiap ikat)
Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca.
Contoh:
• RT/RW (dibaca: RTRW)
• AC/DC (dibaca: ACDC)
2.
Tanda garis miring digunakan di dalam nomor surat dan nomor
pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua takwim.
Contoh:
• No. 53/PR/2009
• Jalan KH. Wahab Chasbulloh III/64
• tahun pelajaran 2009/2010
Contoh:
• No. 53/PR/2009
• Jalan KH. Wahab Chasbulloh III/64
• tahun pelajaran 2009/2010
3.
Tanda garis miring digunakan sebagai lambang matematika untuk
pembagian (tanda bagi).
Contoh:
• 72 / 8 = 9
Contoh:
• 72 / 8 = 9
Tanda Garis
Miring Terbalik ( \
)
Tanda garis miring terbalik digunakan
untuk mengganti karakter khusus menjadi karakter literal (yakni
"mengubah" karakter)
Tanda
Penyingkat (Apostrof) ( ' )
1.
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Contoh:
• Pesawat selanjutnya ‘kan tiba setengah jam kemudian. (‘kan = akan)
• 24 April ’90. (’90 = 1990)
• Malam ‘lah larut. (‘lah = telah)
Contoh:
• Pesawat selanjutnya ‘kan tiba setengah jam kemudian. (‘kan = akan)
• 24 April ’90. (’90 = 1990)
• Malam ‘lah larut. (‘lah = telah)
Tanda Ulang (...2)
1.
Ditulis dengan menambahkan angka 2 atau 2 (pangkat 2) di akhir kata yang seharusnya diulang, menandakan kata
tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang
berulang harus ditulis penuh.
Contoh:
• Buku-buku (bukan "buku2")
• Saudara-saudara (bukan "saudara2")
- tanda ulang singkatan hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
Contoh:
• anak2 tidak berangkat ke sekolah bersama2
Contoh:
• Buku-buku (bukan "buku2")
• Saudara-saudara (bukan "saudara2")
- tanda ulang singkatan hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
Contoh:
• anak2 tidak berangkat ke sekolah bersama2
BAB III
PENUTUP
Tanda
baca dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu kaedah bahasa yang sangat
penting. Tanda baca merupakan simbol dalam suatu bacaan untuk dapat difahami
dengan mudah oleh pembacanya. Tanpa tanda baca, kita akan sulit memahami maksud
yang terkandung dalam bacaan tersebut. Oleh karena itu, tanda baca tersebut
sangat perlu kita pelajari agar kita tahu maksud dari suatu bacaan, dan mampu
membuat tulisan dengan baik dan benar.
Tanda
baca dalam bahasa Indonesia bermacam-macam, misalnya: tanda titik (.) biasanya
dipakai pada akhir kalimat yang bukan
berupa pernyataan atau seruan. Tanda Koma (,) biasanya digunakan sebagai
pengganti kata “dan” serta penjeda dalam suatu kalimat, Tanda Tanya (?)
digunakan untuk kalimat pertanyaan, Tanda Seru (!) digunakan untuk kalimat
perintah, dan lain sebagainya.
Dengan
makalah ini kami berharap kita semua dapat menambah wawasan khususnya tentang
pentingnya penggunaan tanda baca dalam Bahasa Indonesia, yang tentunya akan
membantu kita memahami suatu bacaan dan mampu menghasilkan tulisan yang baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
· - Departemen
Pendidikan Nasional. 2002. Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat Bahasa.
- http://bahasa.blogspot.com/2008/01/pedoman-penulisan-tanda-baca.html