BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Sebagaimana
diketahui, media pembelajaran merupakan alat atau wahana yang dapat digunakan
untuk menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik. Karena ia berupa alat, maka
tentu saja ia beraneka ragam macamnya. Namun pada dasarnya tipe media
dikelompokkan ke dalam enam komponen.Yaitu teks, audio, visual, motion
media, people, dan manipulasi.
Keenam komponen
tersebut masing-masing mencakup berbagai jenis yang beraneka ragam.Dan modul
merupakan salah satu jenis dari media pembelajaran yang berupa teks.
Di era ini
peserta didik, lebih-lebih mahasiswa dituntut untuk belajar secara mandiri.
Dalam artian, proses pembelajarannya dilakukan oleh peserta didik tanpa atau
melalui bimbingan pendidik seminimal mungkin. Dan tuntutan karakteristik
pembelajaran semacam ini sangat memungkinkan untuk dilakukan dengan bantuan
media pembelajaran teks yang berupa modul.Oleh karena itu, maka di sinilah
letak urgensitas media pembelajaran modul.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas, maka
dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah berikut ini:
1.
Apa yang dimaksud dengan modul?
2. Apa saja tujuan, fungsi dan manfaat modul?
3.
Seperti apakah ciri atau karakteristik modul itu ?
4.
Apa sajakah komponen yang perlu ada di dalam sebuah modul?
5.
Bagaimana cara penyusunan modul?
C.
TUJUAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui pula bahwa tujuan dari pembahasan
makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian modul
2. Untuk memahamitujuan, fungsi dan manfaat modul
3.
Untuk mengidentifikasi ciri atau karakteristik modul
4.
Untuk mengetahui komponen yang perlu ada di dalam sebuah modul
5.
Untuk mengetahui bagaimana cara penyusunan modul.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MODUL
Dalam Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar yang diterbitkan oleh
Diknas, modul dipahami sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar
peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.[1]Sedangkan
dalam kamus besar bahasa Indonesia modul dimaknai sebagai sebuah kegiatan program belajar-mengajar yang
dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing,
meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi
pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilai, mengukur
keberhasilan murid dalam penyelesaian pelajaran. [2]
Badan Pengembangan
Pendidikan Departemen Pendidikan dan kebudayaan menyatakan bahwa modul adalah
satu unit program kegiatan pembelajaran terkecil yang secara terperinci dapat
diurai menjadi:[3]
1.
Tujuan-tujuan instruksional umum yang akan ditunjang pencapaiannya
2.
Topic yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar
3.
Tujuan-tujuan intruksional khusus yang akan dicapai oleh siswa
4.
Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan akan diajarkan
5.
Kedudukan dan fungsi satuan (modul) dalam kesatuan program yang
lebih luas
6.
Peran guru di dalam proses belajar mengajar
7.
Alat dan sumber yang dipakai
8.
Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid
secara berurutan
9. Lembaran-lembaran kerja yang harus diisi murid
10.
Program evaluasi yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses
belajar ini.
Yudhi Munadi
dalam Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru mengatakan bahwa modul
merupakan bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa secara mandiri.Sebab modul
disusun secara utuh dan didesain untuk system pembelajaran mandiri.[4]
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa modul merupakan
salah satu media pembelajaran teks yang berbentuk cetak yang menekankan
pembelajaran secara mandiri.
B. TUJUAN, FUNGSI DAN MANFAAT MODUL
Penyusunan modul dilakukan berdasarkan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai. Di antaranya adalah:
1.
Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri, baik tanpa atau dengan
bimbingan pendidik seminimal mungkin
2.
Agar pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan
pembelajaran
3.
Melatih kejujuran peserta didik
4.
Mengakomodasi berbagai tingkat kemampuan memahami dan tingkat
kecepatan belajar peserta didik
5.
Agar peserta didik mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi
yang telah dipelajari.
Sebagai
salah satu media pembelajaran, fungsi signifikan yang dimiliki oleh modul
adalah:
1.
Bahan ajar mandiri. Dengan berbagai komponen yang terdapat di dalam
modul, dimungkinkan peserta didik akan mampu belajar secara mandiri.
2.
Pengganti fungsi pendidik. Salah satu fungsi pendidik adalah untuk
menjelaskan berbagai materi ajar yang tidak diketahui ataupun belum dipahami
oleh peserta didik. Dan fungsi pendidik yang demikian juga dapat dimainkan oleh
modul.
3.
Sebagai alat evaluasi. Latihan merupakn salah satu komponen yang
harus ada dalam sebuah modul. Lewat latihan tersebut, peserta didik dapat
mengukur penguasaannya terhadap materi ajar yang sedang dipelajarinya secara
mandiri.
4.
Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik.
Dalam buku yang berjudul Pengembangan bahan Ajar, dijelahkan bahwa
andriani memaparkan berbagai manfaat dari modul. Di antaranya dalah:
1.
Sebagai penyedia informasi dasar
2.
Sebagai bahan instruksi atau petunjuk bagi peserta didik
3.
Sebagai bahan pelengkap terhadap ilustrasi dan foto yang
komunikatif
4.
Menjadi petunjuk pengajaran yang efektif bagi pendidik
5.
Menjadi bahan ajar untuk berlatih bagi peserta didik dalam
melakukan penialaian terhadap diri mereka sendiri.
C.
CIRI-CIRI/KARAKTERISTIK MODUL
Berikut adalah karakteristik atau ciri-ciri modul;
1.
Dirancang untuk sistem
pembelajaran mandiri
2.
Merupakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis
3.
Mengandung tujuan, bahan atau kegiatan, dan evaluasi
4.
Disajikan secara komunikatif (dua arah)
5.
Diupayakan agar dapat menggantikan beberapa peran pendidik
6.
Cakupan bahasan terfokus dan terukur
7.
Mementingkan aktivitas belajar pemakai
Sedangkan menurut Vebrianto terdapat 5 karakteristik modul.
1.
Modul merupakan unit
(paket) pengajaran terkecil yang lengkap
2.
Modul memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dan
sistematis
3.
Modul memuat tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dan
spesifik
4.
Dapat memungkinkan siswa untuk belajar sendiri
5.
Modul adalah realisasi pengakuan pengakuan perbedaan individual.
D. KOMPONEN/UNSUR-UNSUR YANG HARUS ADA DI DALAM MODUL
Hujairah Sanaki dalam bukunya Media pembelajaran menyampaikan bahwa
paling tidak, modul memiliki komponen utama:[5]
1.
Petunjuk umum. Petunjuk umum sebuah modul terdiri dari:
a.
Kompetensi dasar
b.
Pokok-pokok materi pembelajaran
c.
Indicator pencapaian
d.
Referensi atau buku yang digunakan
e.
Strategi atau sekenario pembelajaran
f.
Lembar kegiatan belajar
g.
Evaluasi
2.
Materi pembelajaran terdiri dari satu pokok bahasan atau lebih,
pertemuan, sesuai dengan SAP dan silabi
3.
Lembar kerja memuat pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi
pembelajaran yang telah diberikan.
Secara lebih terperinci, Vembrianto memaparkan dalam bukunya,
pengantar Pengajaran Modul, bahwa modul terdiri dari 7 macam komponen:
1.
Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik. Tujuan
pengajaran dalam hal ini dirumuskan dalam bentuk tingkah laku peserta didik
yang diinginkan.
2.
Petunjuk untuk pendidik. Lewat petunjuk ini, pendidik dapat
mengetahui bagaimana proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif
3.
Lembar kegiatan peserta didik. Lembar kegiatan ini berisi materi
yang perlu dikuasai oleh peserta didik.
4.
Lembar kerja bagi peserta didik. Lembar kerja ini merupakan kertas
lembaran kerja yng bisa digunakan oleh peserta didik untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang menyertai lembar kegiatan.
5.
Kunci jawaban lembar kerja
6.
Lembar evaluasi. Lembar evaluasi ini merupakan sarana bagi pendidik
untuk mengukur pencapaian terhadap tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
7.
Kunci jawaban lembar evalusasi.
E.
CARA MEMBUAT MODUL
Dalam penyusunan modul, terdapat empat langkah utama yang harus
dilakukan:
1.
Analisis kurikulum
Tahapan ini dilakukan untuk menentukan materi apa yang membutuhkan
bahan ajar. Dalam hal ini, analisis dilakukan dengan cara melihat inti materi
yang diajarkan, serta kompetensi dan hasil belajar kritis yang harus dimiliki
oleh peserta didik.
2.
Menentukan judul modul
Untuk menentukan judul modul, perlu mengacu pada kompetensi dasar
atau materi pokok yang ada di dalam kurikulum.Satu kompetensi dasar dapat
dijadikan satu judul modul apabila kompetensi dasar tersebut tidak terlalu
besar. Sedangkan besar tidaknya kompetensi dasar dapat dilihat, antara lain
dengan cara, apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP) maksimal menjadi 4
MP, maka kompetensi dasar tersebut dapat dijadikan satu judul modul. Namun jika
lebih, maka perlu ditinjau ulang apakah akan dijadikan satu judul modul, atau
lebih.
3.
Memberi kode pada modul
Di dalam penyusunan modul, digunakan sebuah kode yang bertujuan
untuk memudahkan pengelolaan modul.Pada umumnya, kode tersebut berupa angka
yang diberi makna.Seperti digit pertama, angka satu (1) berarti IPA, angka (2)
berarti IPS, angka tiga (3) berarti bahasa, dan seterusnya. Selanjutnya digit
kedua merupakan kelompok utama kajian, aktivitas, atau spesialisasi pada
jurusan yang bersangkutan.Contohnya, untuk jurusan IPA, angka satu (1) pada
digit kedua berarti Fisika, angka dua (2) berarti Kimia, dan seterusnya.
4.
Penulisan modul
Di dalam penulisan modul, terdapat 5 hal penting yang dijadikan
ajuan. Yaitu:
a.
Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai
Rumusan kompetensi dasar merupkan tingkah laku yang harus dimiliki
oleh peserta didik setelah mereka berhasil menyelesaikan modul tersebut.Jika
modul telah terselesaikan namun peserta didik belum memiliki kompetensi dasar
yang diinginkan, maka kompetensi tersebut perlu dirumuskan kembali. Berikut
contoh kompetensi dasar:
“mahasiswa mampu memahami pengertian akhlak dalam konteks
tasawuf, mempu membedakan antara akhlak, etika, dan moral, serta mampu
mengamalkan akhlakul karimah” (diambil dari modul Aklak Tasawuf yang
disusun oleh Prof. Dr. alwan Khoiri, M.A. yang digunakan sebagai bahan ajar di
Jurusan Pendidikan Biologi fakultas Sain dan teknologi UIN Sunan Kalijaga).
b.
Penentuan alat evaluasi atau penilaian
Alat evaluasi atau penilaian yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang
digunakan untuk mengetahui tingkat kebehasilan peserta didik dalam menguasai
kompetensi dasar yang ada.
c.
Penyusunan materi
Isi modul tentu akan sangat bergantung kepada kompetensi dasar yang
ingin dicapai. Dari segi kebahasaan, kalimat yang digunakan dalam penyusunan
modul haruslah kalimat yang sederhana dan tidak terlalu panjang agar mudah dipahami
oleh peserta didik.Berbagai referensi atau sumber rujukan yang digunakan juga
perlu dicantumkan di dalamnya, agar peserta didik dapat membaca lebih mendalam
berbagai materi yang ada di dalam modul tersebut.
d.
Urutan pengajaran
Dalam penyusunan modul, terkait dengan urutan pengajaran dapat
dicantumkan di dalam petunjuk penggunaan modul yang petunjuk ini berisi
arahan-arahan kepada pendidik dan peserta didik.
e.
Struktur bahan ajar
Telah di sampaikan sebelumnya bahwa struktur atau komponen yang
perlu ada di dalam modul itu terdapat 7 macam.Akan tetapi berdasarkan
karakteristik materi pelajaran, sumber daya, dan lain sebagaianya, maka di
lapangan struktur yang ada pada modul dapat beraneka macam.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan
yang telah diurai dalam bab 2 di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Modul merupakan salah satu media pembelajaran teks yang berbentuk
cetak yang menekankan pembelajaran secara mandiri.
2.
Tujuan utama dari media pembelajaran modul ini adalah agar siswa dapat
belajar secara mandiri. Dan mengacu pada tujuan tersebut, maka fungsi modul
adalah sebagai media pembelajaran mandiri. Sedangkan manfaatnya tidak jauh
berbeda dengan media pembelajaran lainnya, yakni manfaat yang utama adalah
sebagai sumber informadi bagi peserta didik.
3.
Secara rinci, ciri atau karakteristik modul terbagi menjadi 7
bagian yang secara keseluruhan mengarah pada rancangan sistem pembelajaran
mandiri, utuh, serta komunikatif.
4.
Komponen yang perlu ada di dalam sebuah modul adalah petunjuk umum,
materi pembelajaran, dan lembar kerja.
5.
Penyusunan modul terbagi ke dalam 4 langkah, yaitu analisis
kurikulum, penentuan judul modul, pemberian kode pada modul, dan penulisan
modul.
B.
SARAN-SARAN
Dari uraian di
atas, terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian lebih lanjut:
1.
Media pembelajaran modul perlu digunakan secara maksimal. Dalam
artian, penggunaan modul haruslah sesuai dengan tujuan yang ada, yaitu untuk
pembelajaran mandiri.
2.
Perlu diberi kebebasan bagi penyusun mudul untuk mementukan
komponen yang perlu ada dalam sebuah modul, sesuai dengan kondisi dan situasi
di lapangan.
[1]
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat bahan Ajar Inovatif; Menciptakan
Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan, DIVA Press, Yogyakarta,
2011, hal 104
[2]Kamus Besar
bahasa Indonesia offline versi 1.1 (digital), 2010
[3]St. vebriarto, Pengantar
Pengajaran Modul (Yogyakarta: yayasan Pendidikan Paramita, 1985)dalam Andi
Prastowo, Panduan Kreatif Membuat bahan Ajar Inovatif; Menciptakan Metode
Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan, DIVA Press, Yogyakarta, 2011,
hal 105
[4]Yudhi Munadi, Media
Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, GP Press, Ciputat, 2008, hal. 99
[5]Hujairah
sanaki, Media Pembelajaran, Safiria Insania Press, Yogyakarta 2009 hal.
166
Tidak ada komentar:
Posting Komentar