Kamis, 06 Desember 2012

PENGGUNAAN TANDA BACA DALAM BAHASA INDONESIA


BAB I
PENDAHULUAN

             Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dikenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi.             EYD mencakup penggunaan dalam penggunaan macam-macam huruf, huruf besar (kapital), huruf miring, tanda baca, penulisan kata dan unsur serapan.
            Tanda baca adalah simbol atau tanda yang digunakan untuk memberi isyarat kepada pembaca supaya melakukan sesuatu dalam bacaan untuk memperjelas makna dari kalimatIa diletakkan di tempat-tempat tertentu dalam kalimat berdasarkan tujuan dan kecocokannya.
Macam-macam tanda baca adalah :
      1.      Tanda titik   ( . )
      2.      Tanda koma  ( , )
      3.      Tanda titik koma ( ;
      4.      Tanda titik dua ( : )
      5.      Tanda Hubung  ( - ) 
      6.      Tanda pisah  ( ― )
      7.      Tanda tanya  ( ? )
      8.      Tanda seru  ( ! )
      9.      Tanda Kurung ( (   ) )
      10.  Tanda Kurung Siku ( [   ] )
      11.  Tanda Kurung Ganda ( «...» )
      12.  Tanda Kurung Kurawal ( {...} )
      13.  Tanda Kurung Lancip (<...>)
      14.  Tanda Elipsis ( . . . )
      15.  Tanda petik  (“  “)
      16.  Tanda Petik Tunggal (‘  ‘)
      17.  Tanda garis miring ( / )
      18.  Tanda Garis Miring Terbalik  ()
      19.  Tanda Penyingkat atau Apostrof  ( ‘ )
      20.  Tanda Ulang (2/2)


BAB II
MACAM –MACAM TANDA BACA

Tanda Titik (.)

1.      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
Contoh:
• Saya suka makan nasi.
Hana menanyakan kapan ayahnya akan pulang.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
R.W. Dodo
• George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:

Muhammad Nur Khalimuddin
3.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
• Dr. (Doktor)
• Ny. (Nyonya)
• S.E. (S
arjana Ekonomi)
4.      Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
• dll. (dan lain-lain)
• dsb. (dan sebagainya)
• tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
5.      Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
Contoh:
a.           II.   Manajemen Pembelajaran
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Penilaian/Evaluasi
b.           VI.  Departemen Dalam Negeri
A.    Direktoral Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B.     Direktoral Jenderal Agraria
1. ...
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
• 1.1
                                                          • 1.2.1
• 1.2
                                                          1.2.1.2
6.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh:

Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
7.      Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
• Dia lahir pada tahun 1988 di Sukabumi.
• Nomor Giro 03
13983 telah saya kasih kepada Michael.
8.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
Contoh:
1.29.54 (1 jam, 29 menit, 54 detik)
9.       Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
• Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
• UUD : (Undang-Undang Dasar)
• SMA : (Sekolah Menengah Atas)
• WHO : (World Health Organization)
10.  Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tanda terbit.
Contoh:
Purba, Michael. 2006. Kimia. Jakarta: Erlangga.
11.   Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh:
• Cu (Kuprum)                                         • ml (mililiter)
• 52 cm                                                     • Rp 350,00
12.  Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
Gempa yang terjadi beberapa tahun lalu menewaskan 1.213 jiwa.
Kota Yogyakarta berpenduduk 34.268 jiwa.
13.   Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
Contoh:
• Latar Belakang Pembentukan
• Sistem Acara
14.  Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
Contoh:
• Jalan Kebayoran 32
• Jakarta, 3 Mei 1997
• Yth. Sdr. Ivan
Jalan Istana 30
Surabaya

Tanda Koma ( , )

1.      Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh:
Saya mencuci baju, celana, dan sepatu.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh:
Saya bergabung dengan Matapena, tetapi tidak aktif.
3.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
• Karena
ketiduran, ia lupa akan tugasnya.
4.      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
5.      Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
• Oleh karena itu, kamu harus datang.
• Jadi, saya tidak jadi datang.
6.      Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
• O, begitu.
• Wah, bukan main.
7.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
• Kata adik, "Saya sedih sekali".
8.      Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
• Medan, 18 Juni 1984
Sdr. Khoirul Azzam, Jalan Condong Catur, Sleman, Yogyakarta.
• Medan, Indonesia
9.      Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:
• Lanin, Ivan. 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
10.  Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh:
 • I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
11.  Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
Faizun Amir, M.Pd.
12.  Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
• 35,5 m
• Rp 10,50
13.  Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
• Adik saya, Riry, lincah sekali.
14.  Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
• Atas perhatian bapak, kami mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
15.  Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh:
• "Di mana Alex tinggal?" tanya shilvia.
• “Masuk!” perintah petugas keamanan.

Tanda Titik Koma ( ; )

1.       Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh:
Matahari makin meninggi; Rizka belum bangun dari tidurnya juga.
2.      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
 • Ayah membaca Koran di ruang tamu; ibu menyiapkan sarapan di dapur, Alvin menonton tayangan berita televisi.

Tanda Titik Dua (:)

1.      Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
• yang kita perlukan sekarang
adalah barang-barang berikut: kursi, meja, dan lemari.
• Fakultas itu mempunyai empat  jurusan: Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah, dan Kependidikan Islam.
2.       Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua                               : Wildan Bakhtiar
Wakil Ketua                    : Linda Sari
Sekretaris                         : Ali Dede
Wakil Sekretaris              : Fadhilah putri
Bendahara                       : Elsa Dani
Wakil bendahara             : Istiqomah
3.      Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Novi             : "Tega sekali kamu meninggalkanku sendiri di sini!"
Fahad           : "
Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk melakukan itu. Hanya saja aku tergesa-gesa pulang ke rumah”
Novi             : “O, apa yang terjadi di rumahmu?”
Fahad           : “Kucingku melahirkan.”
4.      Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.
5.      Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

Tanda Hubung ( - )

1.      Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
• Rahma mengalami banyak peru-
bahan dalam kehidupannya.
- Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
Contoh:
Menurut hakim masalah i-
tu akan segera diproses.
2.      Tanda hubung dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
Contoh:
• Kini ada cara baru meng-
ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
Contoh:
• Kita harus mengharga-
i pendapat orang lain.
3.      Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
• anak-anak
• bolak-balik
• melambai-lambai
4.      Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:

  p-e-n-y-a-n-y-i
5.      Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
bandingkan:
• ber-evolusi dengan be-revolusi
• dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000).
• Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
• PN dengan di-PN-kan.
6.      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata.
Contoh:
• se-Yogyakarta                                       • ber-SMA
• hadiah ke-3                                            • KTP-nya nomor 11111
• tahun 90-an                                            • bom-V2
• sinar-X
7.      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
• di-charter
• pen-tackle-an
8.      Tanda hubung sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).
Contoh:

52 – 35 =17

Tanda Pisah (—)

1.      Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
• Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
- Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
Contoh:
Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
2.      Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3.      Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
• 191
8—1961
CepuYogyakarta
1524 Desember 1999

Tanda Tanya ( ? )

1.    Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
 Contoh:
• Kapan Siska pulang?
• Bapak menjemput Nurul, bukan?
2.    Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurang untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
• Beliau keturunan darah biru (?).
• Berlian seharga 26 juta rupiah (?) hilang.
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
• Alangkah indahnya kota Yogyakarta!
• Tutup semua jendela!
• Merdeka!
Tanda Kurung  ( (...) )
1.      Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh:
• Dalam rapat guru yang diadakan kemarin membahas tentang KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) Madrasah Tsanawiyah Negeri Sleman.
2.      Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
• Keterangan itu (lihat Tabel 5) menunjukkan kemerosotan perekonomian desa Candiharjo.
• Novel Tetralogi Laskar Pelangi menceritakan kisah anak Bangka Belitung (suatu wilayah yang terdapat di pulau Sumatra)
3.      Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
• Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
• Korban kecelakaan itu berasal dari (kota) Purbalingga.
4.      Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
•Manajemen pembelajaran menyangkut masalah (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) penilaian

Tanda Kurung Siku ( [...] )

1.      Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda yang menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
• Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".
• Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemersik.
2.      Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
• Persamaan kedua kasus ini (perbedaannya dituliskan di dalam Bab III [lihat halaman 25-28]) perlu ditinjau kembali.

Tanda Kurung Ganda ( ((...)) )

Biasa digunakan di bahasa pemrograman komputer

Tanda Kurung Kurawal ( {...} )

Disebut juga tanda kurung besar atau akolade

Tanda Kurung Lancip (<...>)

Kadang disebut juga tanda kurung lancip atau tanda kurung bersudut. Biasa digunakan di bahasa komputer HTML.
v  Untuk tanda kurung kurawal dan tanda kurung sudut tidak diatur dalam EYD

Tanda Elipsis (....)

1.      Tanda Elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh:
Kalau begitu … ya, marilah kita berangkat sekarang sebelum hujan turun.
2.      Tanda Elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Contoh:
Faktor-faktor kemunduran  … akan dievaluasi lebih lanjut.

Tanda Petik ( "..." )

1.      Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung atau kadang juga sebagai penegasan.
contoh:
• kata Fitrah, "Kita harus menyelesaikan makalah ini segera!"
2.      Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lainnnya.
Contoh:
• “Saya sudah siap” kata masykur, “mari kita berangkat!”
• Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
3.      Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
• Bacalah “Karakteristik Ajaran Agama” dalam buku Metodologi Studi Islam.
• Puisi “Aku” ditulis oleh penyair terkenal Khairil Anwar.
4.      Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
• Kebanyakan remaja saat ini memakai celana “pensil”.
• Penelitian itu dilakukan dengan teknik “coba dan ralat”.
5.      Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh:
Kak Tino, “Saya pesan dua ”
6.      Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
• Karena proporsi tubuhnya kecil, dia dijuluki “ si mungil”.
• Bang Kholil sering disebut “jagoan”; dia sendiri tidak tahu sebabnnya.

Tanda Petik Tunggal ( '...' )

1.      Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain.
Contoh:
“Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Sani, Sani’, dari hutan itu,” ujar Riza.
2.      Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan asing, atau penjelasan kata.
Contoh:
Problem-Solving  ‘pemecahan masalah’
feed-back  ‘balikan’
Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.

Tanda Garis Miring ( / )

1.      Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata "atau", “tiap”. Biasanya untuk dua kata yang bersinonim.
Contoh:
• mengangkat/menjinjing.
(dibaca: mengangkat atau menjinjing)
• Perjalanan Yogyakarta—Palembang ditempuh lewat darat/udara.
(dibaca: Perjalanan Yogyakarta—Palembang ditempuh lewat darat atau udara)
• Harga rambutan itu Rp3.500,00/ikat. 
(dibaca: Harga rambutan itu Rp3.500,00 tiap ikat)
Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca.
Contoh:
• RT/RW  (dibaca: RTRW)
• AC/DC  (dibaca: ACDC)
2.      Tanda garis miring digunakan di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua takwim.
Contoh:
• No. 53/PR/2009
• Jalan KH. Wahab Chasbulloh III/64
• tahun pelajaran 2009/2010
3.      Tanda garis miring digunakan sebagai lambang matematika untuk pembagian (tanda bagi).
Contoh:
• 72 / 8 = 9

Tanda Garis Miring Terbalik ( )
Tanda garis miring terbalik digunakan untuk mengganti karakter khusus menjadi karakter literal (yakni "mengubah" karakter)

Tanda Penyingkat (Apostrof) ( ' )

1.      Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
Pesawat selanjutnya ‘kan tiba setengah jam kemudian.  (‘kan = akan)
24 April ’90.  (’90 = 1990)
Malam ‘lah larut.  (‘lah = telah)

Tanda Ulang (...2)

1.      Ditulis dengan menambahkan angka 2 atau 2 (pangkat 2) di akhir kata yang seharusnya diulang, menandakan kata tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis penuh.
Contoh:
• Buku-buku (bukan "buku2")
• Saudara-saudara (bukan "saudara2")
-
tanda ulang singkatan  hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
Contoh:
anak2 tidak berangkat ke sekolah bersama2


BAB III
PENUTUP

            Tanda baca dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu kaedah bahasa yang sangat penting. Tanda baca merupakan simbol dalam suatu bacaan untuk dapat difahami dengan mudah oleh pembacanya. Tanpa tanda baca, kita akan sulit memahami maksud yang terkandung dalam bacaan tersebut. Oleh karena itu, tanda baca tersebut sangat perlu kita pelajari agar kita tahu maksud dari suatu bacaan, dan mampu membuat tulisan dengan baik dan benar.
            Tanda baca dalam bahasa Indonesia bermacam-macam, misalnya: tanda titik (.) biasanya dipakai pada akhir kalimat yang bukan  berupa pernyataan atau seruan. Tanda Koma (,) biasanya digunakan sebagai pengganti kata “dan” serta penjeda dalam suatu kalimat, Tanda Tanya (?) digunakan untuk kalimat pertanyaan, Tanda Seru (!) digunakan untuk kalimat perintah, dan  lain sebagainya.
            Dengan makalah ini kami berharap kita semua dapat menambah wawasan khususnya tentang pentingnya penggunaan tanda baca dalam Bahasa Indonesia, yang tentunya akan membantu kita memahami suatu bacaan dan mampu menghasilkan tulisan yang baik dan benar.
            
DAFTAR PUSTAKA

·   - Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat Bahasa.
   -  http://bahasa.blogspot.com/2008/01/pedoman-penulisan-tanda-baca.html